http://www.friendster.com/photos/82505206/2/591306803

Kamis, 09 April 2009

Kamis, 09 April 2009 0

Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta,

semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.

Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…

aku takut sendirian.

ini dari blognya radityadika...maf bukan plagiatisme....tapi cuma pengen nyebarin aja...keren soalnya..hehehe


baca selengkapnya di sini...

surat cintaku

Untuk kekasihku,

  1. Cinta ini, yang selama kujaga dan kudekap hanya untukmu
  2. Tiba-tiba hilang seperti embun dihempas cahaya mentari… Entahlah, aku hanya merasakan hampa dan sepi
  3. Terus bersemi… Setiap kali aku menatap wajahmu,
  4. Aku bahkan enggan untuk sekadar berpaling memandang wajah dan semu di pipimu lagi.
  5. Hanya satu… Satu hal kesungguhan dan keyakinan yang ingin aku lakukan, yaitu
  6. Menanti datangnya hati yang lain. Percayalah, jangan pernah membayangkan aku akan
  7. Menikahimu dan tumbuh bersamamu. Percakapan kita terakhir kali
  8. Terlampau membosankan, dan tolong jangan harapkan pertemuan itu akan
  9. Membuatku ingin bertemu dan meneduhkanmu lagi dalam dekapanku.
  10. Sayangnya, kamu selalu hanya memikirkan dirimu sendiri.
  11. Seandainya saja… Suatu saat nanti ketika kita menikah dan sebaris janji telah terujar, aku sungguh percaya bahwa
  12. Hidup kita akan terasa luruh dan jatuh, dan aku tak akan pernah merasakan
  13. hal itu akan menjadi keajaiban dalam hidupku karena aku dapat hidup bersamamu dan mencintaimu selamanya. Aku menyimpan hati ini
  14. Untuk dicintai, tapi hati ini, cinta ini, bukanlah sesuatu
  15. Yang setulusnya telah kutitipkan padamu. Tiada seorang pun yang lebih
  16. Egois daripada kamu. Dalam hati, keyakinanku tak akan pernah berubah bahwa kamu takkan
  17. Mampu untuk menjagaku, menawan jiwaku dan menemaniku tanpa syarat.
  18. Setulusnya aku hanya ingin kamu memahami bahwa
  19. Aku mengatakan semua ini dengan sungguh-sungguh. Apakah kamu bersedia menolongku
  20. Bila engkau juga merasa ini akhirnya, tolong tak perlu berusaha
  21. Untuk menjawab semua ini. Seluruh surat yang telah engkau sampaikan menorehkan
  22. Hal-hal yang tak membuatku terpikat. Dewi waktu yang berdentang, kamu tidak akan pernah memiliki
  23. Cinta sejati dariku. Selamat tinggal… Percayalah,
  24. Aku tak akan akan kembali kepadamu lagi. Tolonglah, jangan pernah berharap
  25. Bahwa aku, akan, selalu menjadi kekasihmu, selamanya…
Tolong, jangan engkau menangis, seka dulu air matamu… Satu permintaan terakhir dariku untukmu, jika kamu ingin tahu dalamnya hatiku, tolong baca surat ini dengan membacanya urut dari angka ganjil, maka kamu akan paham is hatiku sebenarnya. Bukankah cinta untuk saling memahami?

baca selengkapnya di sini...
 
all about d'majoe ◄blog ini dikelola oleh menteri komunikasi dan informasi d'Majoe Society dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Presiden d'Majoe Society. Desain blog oleh : Pocket, BlogBulk Blogger Templates