http://www.friendster.com/photos/82505206/2/591306803

Rabu, 17 Juni 2009

Mencari Pemimpin, Bukan Mencari Pahlawan

Rabu, 17 Juni 2009 0

Oleh: Riza Multazam Luthfy
Presiden dMajoe Society

Beberapa ahli teori mengembangkan pandangan bahwa kemunculan pemimpin besar adalah hasil dari waktu, tempat dan situasi sesaat. Mumford (1909) menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan dan adaptasi.
Kalau kita hubungkan dengan negara kita, maka konsep di atas memang benar. Situasi Indonesia yang semakin hari semakin terpuruk menyebabkan lahirnya banyak pemimpin. Akan tetapi, kemudian yang menjadi pertanyaan adalah: apakah pemimpin tersebut muncul untuk memecahkan masalah atau bahkan memperkeruh keadaan, dikarenakan masalah yang ada berada diluar logikanya atau sudah terlampau akut?
Apa yang kita lihat saat ini, sepantasnya kita pertanyakan. Mengapa? Di saat pemilihan presiden semakin dekat, beberapa calon presiden berunjuk gigi di depan masyarakat. Kesulitan yang dialami rakyat menjadi perhatian utama demi mencapai popularitas sesaat. Mereka menunjukkan kebolehan masing-masing dengan harapan mendapatkan tempat di hati rakyat. Terlebih lagi, kebolehan itu diperkuat dengan visi-misi yang mereka usung. Dan semuanya mengaku demi kepentingan rakyat.
Cukup sudah kekecewaan kita dengan tipu muslihat para calon legislatif yang sering menggembor-gemborkan janjinya demi kepentingan rakyat. Akan tetapi, ketika mereka sudah menjadi anggota DPR, mereka terlihat seolah tidak pernah menjanjikan apapun bagi rakyat. Rasa kecewa ini bisa terobati, ketika presiden yang terpilih adalah orang yang bisa membuktikan janji-janji yang pernah dia umbar di hadapan rakyat.
Sebagai rakyat yang mendambakan pemimpin sejati, kita tak boleh lengah dan tertipu dengan janji-janji manis yang diucapkan oleh para calon presiden. Kita harus mengetahui track-record para calon presiden tersebut. Pengetahuan mengenai track-record ini sangat penting untuk mengetahui sepak terjang yang telah dilakukan selama ini. Kalau ada calon presiden yang mengaku mengutamakan pendidikan rakyat, apakah sebelum ia menjadi capres pernah berbuat – paling tidak berusaha – mewujudkan pendidikan ala rakyat. Kalau ada yang menjanjikan kesejahteraan ekonomi rakyat, apakah ia pernah berjuang untuk mengentaskan rakyat dari jurang kemiskinan. Kalau ada yang berorientasi pada penegakan hukum, pernahkah ia menjunjung tinggi aspek hukum di negara ini. Jangan-jangan mereka hanya berorientasi merebut hati rakyat. Jangan-jangan mereka hanya melakukannya sewaktu kampanye saja. Sehingga apa yang mereka lakukan tersebut, ditinggalkan begitu saja ketika tidak berhasil menduduki kursi kepresidenan.
Selain itu, kita yang sering mendengar para calon presiden berkoar-koar meneriakkan target yang akan mereka capai, harus lebih arif dan berpikir logis. Kita juga dituntut untuk lebih realistis. Apakah target yang terlalu tinggi akan bisa terwujud di kemudian hari atau hanya akan menjadi isapan jempol belaka. Siapa tahu target yang tidak terlalu muluk malah mempunyai peluang besar terlaksana, sehingga hasilnya bisa dirasakan oleh semua rakyat Indonesia. Bukankah “ayam berkokok pertanda hari kan siang”?

Pemimpin yang berkualitas pengertian
Dalam “The 21 Indispensable Qualities of a Leader” disebutkan bahwa pemimpin besar mempunyai 21 kualitas (Maxwell, 2000). Di antara ke-21 kualitas itu adalah: Pengertian. Ia merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk menemukan akar persoalan, yang tergantung pada intuisi serta nalar. Pengertian merupakan kualitas paling urgen bagi pemimpin manapun yang ingin memaksimalkan keefektifannya. Pengertian akan membantu mengerjakan hal-hal penting, yaitu:
Pertama, menemukan akar persoalan. Pemimpin besar harus bisa mengatasi kekacauan serta kerumitan yang luar biasa setiap harinya. Seorang presiden tak akan mampu mengumpulkan informasi yang cukup untuk memperoleh gambaran yang lengkap dari segalanya. Sehingga ia harus mengandalkan pengertian. Pengertian memungkinkan seorang presiden melihat sebagian persoalan, melengkapinya secara intuitif, dan menemukan inti persoalannya.
Permasalahan bangsa yang sedemikian rumit, sering kali memperlambat langkah presiden dalam usaha menstabilkan negara. Mengetahui akar permasalahan bangsa merupakan kunci yang harus dimiliki oleh seorang presiden. Menindak tegas dan mengirim para koruptor ke penjara tanpa mengetahui penyebab merajalelanya korupsi di negara ini merupakan langkah yang kurang lengkap. Ketika seorang presiden bisa menggabungkan antara intuisi dan nalarnya, maka bisa dipastikan ia akan menemukan akar persoalan dengan tepat. Sehingga pada akhirnya persoalan bangsa akan segera terselesaikan.
Kedua, meningkatkan kemampuan mengatasi persoalan. Setelah mengetahui persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini, maka tidak lantas seorang presiden hanya mempublikasikan akar persoalan tersebut kepada rakyatnya. Kemudian ia duduk manis sambil menikmati pujian dan sanjungan karena berhasil mendeteksi penyakit yang selama ini menggerogoti tubuh bangsa ini. Mengetahui penyakit tanpa mengobatinya adalah suatu kesalahan yang fatal.
Presiden ibarat seorang dokter yang mampu mendeteksi penyakit bangsa sekaligus mengatasinya. Ia harus bisa mengobati penyakit tersebut semaksimal mungkin. Ketika pada sebuah kondisi, pemerintah bisa menimalisir dan menekan angka kemiskinan dengan cara A sehingga angka kemiskinan menjadi turun drastis, maka belum tentu cara tersebut bisa diterapkan pada kondisi dan keadaan yang lain. Ia harus menemukan cara lain yang akan membantu menyelesaikan persoalan kemiskinan. Kondisi dan keadaan yang sering berubah menuntut seorang pemimpin mencari berbagai alternatif untuk memecahkan persoalan yang lebih fariatif.
Ketiga, mengevaluasi pilihan-pilihan yang ada demi dampak maksimal. Seorang presiden yang bisa mendeteksi penyakit bangsa dan mengobatinya secara maksimal masih mempunyai tugas untuk selalu melihat perkembangan kesehatan bangsa itu. Apakah yang ia lakukan selama ini bisa menambah daya vitalitas, atau masih terbelenggu dalam bayang-bayang status quo. Evaluasi kinerja sangat penting, agar kesehatan dan stamina bangsa bisa terus terjaga.
Keempat, melipatgandakan kesempatan. Presiden bukan hanya seorang dokter, tapi dokter pribadi yang selalu memantau perkembangan bangsa. Ketika ia lengah sedikit saja, maka sangat dikhawatirkan penyakit yang pernah ia obati itu kembali menyerang pasiennya. Agar bangsa ini menjadi bangsa yang tahan banting dan siap menghadapi segala rintangan yang ada, seyogyanya seorang presiden senantiasa mencari celah untuk memberikan suplemen dan vitamin yang akan membantu memperkuat daya tubuh bangsa. Selain itu, ia juga harus berjiwa besar. Karena di tengah kesulitan, pasti ada kesempatan (Albert Einstein).
Agar keempat hal penting di atas bisa terlaksana, maka seorang pemimpin tidak boleh memandang remeh kualitas pengertian. Kualitas ini akan menjadikan presiden sebagai pemimpin besar yang membebaskan rakyatnya dari jurang penderitaan serta mengantarkannya pada puncak kesejahteraan.

Yang pahlawan atau yang pengertian?
Kualitas pengertian yang telah dimiliki pemimpin tidak boleh dikotori dengan kualitas kepahlawanan. Yang tersebut terakhir hanya akan menjadi virus penghambat bagi keberhasilan sang pemimpin. Kualitas pengertian mendambakan ketulusan, bukan kepongahan yang mengharapkan timbal-balik. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bersikap tulus dan tidak ingin dianggap sebagai pahlawan.
Kalau kita perhatikan dengan seksama, maka tipologi pemimpin – ditinjau dari kualitasnya – bisa dikategorikan menjadi 4 macam, yaitu:
Pertama, pahlawan yang pengertian. Serumit apapun persoalan yang dihadapi rakyat, ia sanggup menemukan penyebab utama yang mendasari persoalan tersebut. Akan tetapi yang tidak disukai dari dirinya adalah prinsip yang menganggap bahwa tak ada barang gratis di dunia ini. Apa yang dilakukan harus mendapat imbalan. Teori balas jasa menjadi prioritas utama bagi pemimpin yang bertipologi seperti ini.
Kedua, pahlawan yang tidak pengertian. Pemimpin seperti ini selalu berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh rakyat. Akan tetapi apa yang dilakukannya tidak pernah menyentuh akar persoalan yang dihadapi oleh rakyat, sehingga dampak yang dirasakanpun hanya bersifat sementara. Selain itu, ia juga tak ingin usahanya sia-sia. Penghargaan dari rakyat sangat ia harapkan.
Ketiga, tidak pengertian dan tidak berjiwa pahlawan. Ia sangat disukai oleh rakyatnya. Pekerjaannya tulus dalam rangka pengabdian kepada rakyat. Pemimpin bertipologi seperti ini tidak menginginkan balasan apapun. Ia berkuasa demi dan hanya untuk rakyat. Ia berpendirian bahwa pemimpin adalah pelayan rakyat. Akan tetapi yang sangat disayangkan yaitu usahanya yang tak pernah menyentuh inti persoalan.
Keempat, pengertian dan tidak berjiwa pahlawan. Pemimpin seperti inilah yang sangat jarang kita temukan. Selain tidak memikirkan imbalan, ia juga bisa menemukan inti permasalahan yang sedang dihadapi oleh rakyat.
Dari keempat tipologi di atas, yang tersebut terakhir inilah yang sangat dinanti-natikan oleh rakyat. Kita semua rindu dengan pemimpin yang berkualitas pengertian dan mengesampingkan kepahlawanan. Mulai sekarang kita bisa menentukan mana calon presiden yang berorientasi sementara (short time) dan mana yang mempunyai pandangan jauh ke depan sehingga dampaknya bisa dirasakan dalam jangka panjang (long time).
Sudah tidak saatnya, rakyat menunjuk pahlawan sebagai presiden. Betapapun hebatnya pahlawan itu, toh ternyata identitas kepahlawanan yang terlanjur disematkan padanya tak bisa dibuktikan ketika ia menjabat sebagai presiden. Presiden adalah seorang pemimpin yang akan memegang kendali bangsa ini selama 5 tahun. Maka tak selayaknya jabatan itu diserahkan kepada pahlawan instan yang tak berkualitas pengertian.

baca selengkapnya di sini...

Sabtu, 06 Juni 2009

Sup Janin dari Taiwan (Kanibalisme)

Sabtu, 06 Juni 2009 6

Artikel ini kami dapatkan dari salah seorang teman kami yang mengaku bahwa artikel ini adalah nyata dan tidak ada rekaan di dalamnya.
Cerita ini ditulis oleh seorang wartawan di Taiwan sehubungan dengan adanya gosip mengenai makanan penambah kekuatan dan stamina yang dibuatdari sari/kaldu janin manusia. 'Healthy Soup' yang dipercaya dapat mendapat stamina dan keperkasaan pria terbuat dari janin bayi manusia berumur 6 - 8 bulan dapat dibeli perporsi seharga 3000-4000 RMB(mata uang setempat). Salah seorang pengusaha pemilik pabrik di daerahTongWan, Taiwan mengaku sebagai pengkonsumsi tetap 'Healthy Soup'.Sebagai hasilnya, pria berusia 62 tahun menjelaskan khasiat Healthy Soup'ini mempertahankan kemampuannya untuk dapat berhubungan seks beberapa kali dalam semalam.


Penulis diajak oleh pengusaha tersebut di atas kesalah satu restoran yang menyediakan 'Healthy Soup' di kota Fu San - Canton dan diperkenalkan kepada juru masak restoran tersebut. Katasandi untuk 'Healthy Soup' adalah BAIKUT. Juru masak restoran menyatakan jenis makanan tersebut tidak mudah di dapat karena mereka tidak tersedia 'ready stock'. Ditambahkan pula bahwa makanan tersebut harus disajikan secara fresh, bukan frozen. Tetapi kalau berminat, mereka menyediakan ari-ari bayi (plasenta) yang dipercaya dapat meningkatkan gairah seksual dan juga obat awet muda. Juru masak restoran tersebut mengatakan jika memang menginginkan Healthy Soup', dia menganjurkan untuk datang ke sebuah desa di luar kota di mana ada sepasang suami istri yang istrinya sedang mengandung 8 bulan. 


Diceritakan pula bahwa si istri sebelumnya sudah pernah mengandung 2 kali, tetapi kedua anaknya lahir dengan jenis kelamin perempuan. Jika kali ini lahir perempuan lagi, maka 'Healthy Soup' dapat didapat dengan waktu dekat. Cara pembuatan 'Healthy Soup', seperti yang diceritakan oleh jurnalis yang meliput kisah ini adalah sebagai berikut: 

Janin yang berumur beberapa bulan, ditambah Pachan, Tongseng, Tongkui, Keichi, Jahe, daging ayam dan Baikut, di tim selama 8 jam, setelah itu dimasak selayaknya memasak sup. 


Beberapa hari kemudian seorang sumber menghubungi penulis untuk meberitahukan bahwa di Thaisan ada restoran yang sudah mempunyai stok untuk 'Healthy Soup'. Bersama sang pengusaha, penulis dan fotografer pergi ke restoran di Thaisan untuk bertemu dengan juru masak restoran tersebut yang tanpa membuang waktu langsung mengajak rombongan untuk tour ke dapur. Di atas papan potong tampak janin tak bernyawa itu tidak lebih besar dari seekor kucing. Sang juru masakmenjelaskan bahwa janin tersebut baruberusia5 bulan. Tidak dijelaskan berapa harga belinya, yang pasti itu tergantung besar-kecil, hidup-mati janin tersebut dan sebagainya 


Kali ini, harga per porsi 'Healthy Soup' 3,500 RMB karena stok sedang sulit untuk didapat. Sambil mempersiapkan pesanan kami, dengan terbuka juru masak tersebut menerangkan bahwa janin yang keguguran atau di gugurkan, biasanya mati, dapat dibeli hanya dengan beberapa ratus RMB saja, sedang kalau dekat tanggal kelahiran dan masih hidup, bisa semahal 2.000 RMB. Urusan bayi itu diserahkan ke restoran dalam keadaan hidupatau mati, tidak ada yg mengetahui. 

Setelah selesai, 'Healthy Soup' disajikan panas di atas meja, penulis dan fotografer tidak bernyali untuk ikut mencicipi, setelah kunjungan di dapur, sudah kehilangan semua selera makan, maka cepat-cepat meninggalkan mereka dengan alasan tidak enak badan. Menurut beberapa sumber, janin yang dikonsumsi semua adalah janin bayi perempuan. Apakah ini merupakan akibat kebijaksanaan pemerintah China untuk mewajibkan satu anak dalam satu keluarga yg berlaku sampai sekarang, atau hanya karenakegemaran orang akan makanan sehat sudah mencapai suatu kondisi yang sangat terkutuk. 

Berikut beberapa gambar dari praktik kanibalisme terkutuk tersebut





di akhir artikel, dia menambahi catatan sebagai berikut :
Harap teruskan cerita ini kepada setiap orang demi menghindari penyebarluasan kebiasaan yang tak berperikemanusiaan tersebut. Sebagai manusia beragama dan berpikiran sehat, kita berkewajiban untuk menghentikan tindakan kanibalisme dalam bentuk dan alasan apapun. Bangsa manusia adalah bangsa yang derajatnya paling tinggi dari mahluk apapun di bumi ini, dan tindakan tersebut adalah tindakan yang sesungguhnya bukan berasal dari pemikiran manusia waras.

baca selengkapnya di sini...

Aku yang Baru

by : Riza Multazam Luthfy



kau ingin aku. aku yang dulu. tapi ku tak bisa lakukan itu. aku sekarang adalah kini yang jauh. yang tak bisa kembali pada penjahat waktu. aku bukan lagi seperti kau tahu. aku hanya sepotong daging dan tulang lusuh. tak usah kau harap aku. aku yang sekarang tak sama.


jika kau masih harapkan aku. aku bisa mati karena tersiksa. karena nyawaku tinggal satu. nyawa yang tak lagi bisa bersua dengan keadaan. nyawa yang tak bisa kau kurangi lagi. kalau nyawaku turuti nafsu. ia akan berkorban demi kau. walau akhirnya harus kehilangan dirinya. tapi nyawaku tak suka berkorban. ia tak mau jadi abu. hanya karena ingin kau anggap pahlawan.

ah, sudahlah. mungkin kini saatnya kau pindah pada duniamu. dunia yang tak pernah kenal aku. dunia yang sudah hilang dariku. percayalah! di sana kau akan temukan aku yang baru. bukan aku yang selalu buatmu sembilu. pastikan kau lupakan aku. agar kaupun jadi baru. sebaru aku di duniamu. dengan begitu, kau dan aku akan lagi bercinta. cinta dua insan yang baru. insan yang lupa akan kesunyian. insan yang lupa akan kita yang dulu.

30 April 2009

baca selengkapnya di sini...
 
all about d'majoe ◄blog ini dikelola oleh menteri komunikasi dan informasi d'Majoe Society dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Presiden d'Majoe Society. Desain blog oleh : Pocket, BlogBulk Blogger Templates